Saya juga sama dengan bapak dan ibu karena anak-anak saya juga belepotan dengan lumpur akibat permainan penutup yang heboh itu.
Waktu itu saya punya ide, menangkap ikan hidup dalam lumpur itu tentu aktivitas menggembirakan dan hanya didasarkan pada bayangan saya bagaimana jika kita seusia mereka, dan ingin meraih kegembiraan versi anak-anak.
Tahu sendirikan, anak-anak kita sekarang jarang sekali dan sangat susah menemui kesempatan mandi lumpur sebagaimana terjadi di acara menjelang berakhirnya Family Gathering kemarin itu.
Karena itulah, meski ada sedikit suara protes dari teman-teman, saya tetap memberanikan diri melaksanakan ide itu biar pun barangkali agak sedikit terlambat, soalnya menjelang berakhirnya acara pada menjelang Dhuhur.
Saya hanya membayangkan, kalau untuk permainan modern di mal mungkin mereka suka tetapi permainan itu tidak aneh dan gampang untuk mengulangi. Juga mungkin tidak cukup berkesan untuk anak-anak kita. Akan tetapi permainan di kolam ikan yang dulu jaman kita masih kecil sering kita sering alami tetapi buat anak-anak kita sekarang ini akan sulit bahkan belum pernah mengalaminya.
Harapan saya, mudah mudahan acara di kampung 99 akan mematri kebahagiaan buat anak anak kita dan selalu dikenang, sekaligus tentu saja untuk mengabadikan persaudaraan kita. Waktu itu saya kaget juga ternyata anaknya Adjib juga ikutan nyemplung. Juga anaknya Ambar yang perempuan tanpa kenal takut juga ikut nyebur padahal masih kecil dan kulitnya putih. Benar-benar satu kebahagiaan yang merepotkan ya ? Hahahaha.
Kesimpulan saya, tampaknya anak-anak kita membutuhkan hiburan yang berupa aktivitas di alam bebas bukan cuma hiburan moderen seperti yang banyak kita jumpai pada jaman sekarang ini dengan berbagai peralatan elektronik yang mahal-mahal itu.
Tampaknya kita perlu sesekali membiarkan anak-anak kita bila mereka ingin berhujan-hujanan, atau main lumpur sesuka mereka. Saya kira itu baik buat kejiawan dan kesehatan tubuh agar bisa melakukan adaptasi dengan kehidupan di alam.
Sekali lagi maaf bila kurang berkenan. Saya tidak biasa menulis, biasanya ngomong aja.
(Testimoni Family Gathering oleh Asep Adiyani, diposting di milis DELTU-Club pada Kamis, 10 Juli 2008 dengan ubahan redaksional tanpa mengubah maksud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar