Senin, 18 Oktober 2010
Silaturahmi Nasional Deltu (bagian 1)
Mau menulis darimana ya?
Bingung. Terlalu banyak momen penting. Terlalu banyak peristiwa yang
menarik saat Silaturahmi Nasional Deltu berlangsung. Tetapi baiklah saya
tulis saja. Karena kunci menulis yang baik itu sebenarnya sederhana :
menulislah seperti air yang mengalir.
Silaturahmi Nasional? Buat gagah-gagahan, tetapi sekaligus mengandung
kebenaran juga. Betapa tidak. Selain Deltu Pusat dari Purwokerto dengan
Ketua Umum DPP Deltu Sembodo Surarso dan Ibu Tina Sembodo, beserta 9 orang
anggota rombongan, ikut pula Taufan, wakil dari cabang Tegal. Seluruhnya
11 orang dengan dua armada mobil.
Lantas dari Deltu cabang Gresik Ruth Endah juga datang, dan peserta
terjauh adalah Deltu cabang Ternate yaitu Tartum. Deltu ini bukan sekedar
organisasi nasional, melainkan juga sudah menjelma menjadi organisasi
dunia, karena mempunyai cabang-cabang di Amerika Serikat, Jerman dan
Venezuela.
Jadi pantaslah jika kemudian pertemuan warga Deltu di Taman Mini Indonesia
Indah (TMII) itu menjadi Silaturahmi Nasional. Belum lagi warga Deltu yang
mengikuti secara online pertemuan tersebut yaitu Tribudi Yuswantoro dari
Deltu cabang Malang dan Donny Cahyo Nugroho dari cabang Poso (Sulawesi).
Pertanyaan penting : berapa jumlah warga Deltu yang datang pada Silatnas
kemarin dan berakhir hari ini jam 13.00 WIB ? Ada beberapa versi. Versi
kang Kadar adalah 34 keluarga. Tetapi dengan banyaknya anggota yang datang
dan pergi, maka saya lebih percaya pada versi Kang Ade yaitu sekitar 50
orang (kurang lebih).
Bila demikian adanya, ini berarti Silatnas ini adalah pertemuan terbesar
pesertanya yang pernah diadakan di Jakarta ! Rekor baru telah tercipta.
Pendek kata tanggal 16-17 Oktober telah mencatat sejarah baru.
Lantas apa saja kegiatannya?
Yang jelas manusia berencana, Tuhan juga yang menentukan. Jadwal acara
kemarin banyak yang meleset sejak awal.
Pertama rombongan Deltu Purwokerto yang rencana berangkat 20 orang, dengan
tiga mobil ternyata hingga menit-menit menjelang keberangkatan jam 22.00
WIB tanggal 15 Oktober dari Purwokerto hanya siap 11 orang dengan dua
mobil.
Kedua, para pemegang stir mobil ternyata berpengalaman sebagai sopir
travel sehingga hanya dalam tempo kurang dari delapan jam berhasil
mencapai Jakarta. Alhasil yang tadinya diperkirakan sampai Jakarta jam
07.00 ternyata jam 05.00 sudah mencapai beranda Jakarta.
bersambung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar