Minggu, 08 November 2009
Cerita perpustakaan sma 2
Ini habis baca bukutamu website sma2 ada yang menarik :
(sumber dari : http://www.sma2-purwokerto.net/bukutamu_list.php)
Di simpan pada tanggal: 16 Aug 2009 19:08:30
Nama : NN
Email :
Komentar : kisah saya dalam meminjam buku di perpus:
SAYA : kamu ke perpus ya. pinjem buku kwn.
TEMAN SAYA : ok. LAlu teman saya dan 1 orang teman yg lain ke perpus. setelah dari perpus...
SAYA : lo... ga ada apa?
TEMAN SAYA : ada si. tapi bolehnya dipinjem nanti jam 11 kurang. soalnya bukunya cuma ada 1.
SAYA : Oh... ya dah. nanti ke sana setelah itu pelajaran dan ada tugas kelompok. setelah pelajaran itu, saya dan teman saya segera ke perpus. ketika sampai di perpus, petugasnya sudah nyincing tas mau pulang.
PETUGAS PERPUS : Lha dari tadi ditungguin. katanya mau pinjem.
SAYA : tadi kan masih pelajaran.
PETUGAS PERPUS : ya ijin. bilang mau ke toilet. bagaimana bisa sy ijin? sedang pelajaran dan lagi ada tugas kelompok.
Esok harinya sy mengembalikan buku ketika istirahat.
SAYA : Mau ngembaliin buku
PETUGAS PERPUS : kan disuruhnya tadi jam pertama.. kenapa baru sekarang?
SAYA : tadi sudah ijin guru tapi tidak diijinkan. soalnya pelajarannya mau mulai. PETUGAS PERPUS : siapa si gurunya?
SAYA : xxx. lalu petugas perpus terdiam. setelah mengucapkan terima kasih, saya dan teman saya pergi.
Yang membuat heran dari pengalaman ini, petugas perpus kok nyuruh saya bohong. trus juga kenapa bukunya harus dipinjam dan dkembalikan pada saat jam pelajaran? bukankah itu mengganggu? mohon kebijaksanaannya dalam peraturan peminjaman dan pengembalian buku. crita iti bukan fiktif. tanpa maksud untuk merusak nama baik, sy hanya ingin perpus kita menjadi lebih baik. Trima kasih.
Ditulis kembali oleh : Iqmal Tahir
Komentar teman2 :
Iwan Sams:
Apa perlu Deltu Club bikin gerakan zakat buku untuk almamater?
Cuma ngasih ide aja dulu. Tapi saya siap menyumbang buku deh.
Iqmal Tahir :
Sipppp, Gayung bersambut... Nyumbang buku hasil beli obralan di pameran juga sah-sah saja kan.... Hayo yang di jakarta dan sekitarnya, mumpung ada pameran buku...
Ajak putera-puterinya nonton pameran, traktir mereka untuk membeli buku, borong juga buku-buku untuk perpustakaan sekolah jika mau.
Mottonya : "Book is forever"
Usulan lain :
Iwan dan teman2 lainnya, bagaimana kalau deltu bikin cd untuk buku elektronik terbitan diknas yang dikemas khusus. Ebook pelajaran sma itu free licence dan dapat didownload gratis. Kalau buku itu dikemas dalam 1 cd dan diwadahi sampul khusus, ada sampul dengan memuat logo deltu misalnya, kan bagus. Tinggal dibuat interface untuk startup menu-nya saja dan ada link untuk masing-masing judul ebook pelajaran dari diknas.
Mengingat kapasitas CD sekitar 700 MB, biasanya masih sisa, dapat saja diisi dengan ebook pengetahuan umum lainnya (hehe.. cuma yang ini aslinya bajakan).
Untuk teknis soal ini saya kira ada teman2 deltu yang lebih ahli dan profesional untuk membuat cd macam ini. Kalau saya sih bisa, cuma hasilnya ya gitu deh....Maraih ngguyu wong sing ndeleng....
Iwan Sams :
Sing ngerti gawean kayak ngene kuwe Bayu kambi Engki.
Nanti aku bicara sama mereka dah. Tapi kan Engki baca email ini ya mestine.
Eng, nek maca piro Eng biayane mewujudkan idenya Iqmal soal e-book ini?
Seraya belanja buku teman2 yang sudah siap, silahkan belanja buku. Atau kalau ada buku bekas yang ndak dipakai tolong dipak. Kalau sudah siap, beritahukan ke saya. Nanti saya ambil ke rumah. Kalau sudah banyak kita kirim ke Purwokerto konvoi aja siapa sing arep melu?
R Taufik Hidayat :
Ki Lurah,
Siaaaap komandan.... inyong melu melu melu....tapi nunut baen ya inyong karepe arep konvoi...tapi nggo apa lah....he he he
Salam,
Taufik Hidayat.
Iqmal Tahir :
Sepertinya topik buku perlu dispesifikan atau bebas nih, minimal yang mengandung unsur edukasi atau kewirausahaan juga bagus, tapi yang buku fiksi kan juga boleh kan...
Kalau soal perpustakaan, jadi ingat Bhina Eka nih... ada yang bisa cerita kabar perpustakaan ini sekarang gak ya ? Dulu, saya jadi anggota nya sejak SD kelas V.
Tri Budi Yuswantoro :
Perpustakaan Bhina Eka .. ????
Wah, Iqmal jadi mengingatkan memory saya dengan perpustakaan tersebut. Nama yang familier sekali untuk perpustakaan jaman kita. Alamatnya . . . . . ? pokoknya bisa masuk dari jalan Adiyaksa, sebelum mentok belok kanan. Mungkin saya salah satu member yang cukup aktif.
Umumnya kita ke sana untuk mengisi liburan (khususnya yang tidak mampu pergi ke luar kota).
Awal-awalnya saya juga seperti itu pergi ke perpustakaan Bhina Eka pas liburan sekolah jadi kartunya agak lama penuhnya. Tapi begitu tamat SMA saya tidak perlu menunggu liburan untuk datang ke sana. Saya bisa tiap hari datang dan membaca koleksi buku buku di sana.
Kok bisa ya....., ha ha ha........ lah wong saya tamat SMA pindah profesi jadi pengacara alias pengangguran ngga banyak acara . Makanya perpustakaan Bhina Eka menjadi teman saya untuk mengisi acara.
Pagi hari sekitar pukul 09.00 di saat anak anak pergi sekolah, mahasiswa pergi kuliah, saya sempatkan minimal seminggu 3 kali datang ke perpustakaan itu. Sekedar menghilangkan kejenuhan di rumah (takut jadi ibu rumah tangga), sekalian mencari wawasan syukur syukur bisa kuliah di kesempatan mendatang.
Bagaimana suasananya saat itu? Berhubung bukan hari libur pengunjung bisa dihitung dengan jari, sehingga suasananya cukup lengang. Suasana yang bikin mata cepat mengantuk , he he he.
Saya sempat bertemu dengan Dian Tahyadi, tapi kok ngga pernah bertemu dengan Iqmal ya. Mungkin jadwal kunjungannya berbeda, di saat saya jadi pengacara, Iqmal sudah tidak di Purwokerto lagi
Iwan Sams :
Hai Yus, aku menjadi anggota Perpustakaan Bhina Eka sejak kelas 1 SMA sampai semester 4 jaman kuliah.
Hehehe, diam-diam aku sering kok ke Purwokerto di awal-awal semester di Jogja. Biasanya yang kukunjungi ya cuma Wikan di kostnya dekat Kampus Unsoed, karena sahabat lainnya sudah nggak ada, atau nggak tahu ada dimana. Tentu sekalian ada keperluan lain yang kadang kufikir aneh yaitu "ngapeli" seseorang di gang Mas Cilik, huahaha ..... ( eh tapi istilah ini juga tidak tepat, karena tak ada Declaration of Independence, eh deklarasi bahwa kita berpacaran, hahahaha ....)
Ok kembali ke Bhina Eka.
Bhina Eka sebagai perpustakaan memang mengasyikkan. Buku2 nya komplit. Dulu kalau pas pulang sekolah, biasanya aku ya ndak langsung pulang. Tapi main dulu ke Bhina Eka, pinjam beberapa buku (biasanya komik) lalu pulang ke rumah. Jadi jarang membaca di tempat. Aku rasanya pernah ketemu Yus beberapa kali. Nggak tahu deh apa Yus ingat ndak? Sama Iqmal ke Bhina Eka ya pernah sekali (waktu kelas 2 SMA kalau ndak salah).
Buku2 nya lumayan komplit. Baru-baru. Komik2 nya asyik-asyik. Pelajar perantauan kayak aku yang jauh dari orang tua mana punya uang saku banyak, makanya kalau soal sewa-menyewa buku maka itu adalah hobiku. Selain Bhina Eka, aku juga menjadi anggota dua persewaan buku yaitu di Jalan Raga Semangsang (tak jauh dari Sekolah Bruderan) dan di Jalan belakang penjara Purwokerto (LP Purwokerto), yang jalannya turun tembus ke Sawangan itu.
Kalau di persewaan komik, maka buku Kho Ping Ho dan Chin Yung adalah hiburanku ketika itu. Kulahap habis. Sering juga kecewa karena banyak serinya yang tidak utuh lagi. Memanah Burung Rajawali adalah kisah favorit waktu itu, juga Pendekar Pulau Es, Golok Pembunuh Naga, dan beberapa judul asyik lainnya.
Kebiasaan buruk? Hehehehe, ibunya Ajib pernah memergoki aku pas kelas 1 membawa segepok komik silat ke sekolah. Beliaupun menasehatiku panjang lebar. Ketahuan deh.
Sedang di Bhina Eka, lebih banyak baca komik-komik modern macam : Roel Dijkstra, Trigan, Storm, dan sejumlah serial fiksi ilmiah lainnya macam Pertempuran Antariksa, Bumi di Tahun 2150. Dan banyak lagi. Tak heran kalau genre fiksi ilmiah semacam ini menjadi bacaan kesukaanku sampai sekarang.
Sama dengan Yus dan Iqmal, akupun bertanya pada teman2 yang di Purwokerto : Apakah perpustakaan Bhina Eka masih eksis ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar