Libur panjang pada 20-24 Maret 2008 lalu, Alhamdulillah saya diberi kesempatan pulang ke Purwokerto. Berangkat hari Kamis pagi sudah terasa kepadatan lalu lintas di jalan tol Jakarta Cikampek.
Wah, rasanya kaya mau lebaran aja, tapi ya santai aja namanya juga semuanya mau pada liburan.
Hari Jumat saat di Purwokerto saya iseng telepon Hardiyanto menanyakan liburan ke Purwokero atau tidak. Saya dapat info Hardiyanto dari milis ini lhooo…, namun baru sebatas telepon dan email-an aja.
Ternyata Hardiyanto Jum’at itu dalam perjalanan menuju Purwokerto. Wah kayanya bisa ketemuan nih di Purwokerto pikirku. Malamnya saya telepon dan ternyata Hardiyanto sudah ada di Purwokerto.
Seteleh mengobrol lewat telepon saya ajak Hardiyanto untuk ketemuan besok pagi hari Sabtu. Tempat kita setujui yang netral aja jangan di rumah. Yang paling memungkinkan karena pagi ya alun alun Purwokerto sekitar jam 07.00.
Hari Sabtu pagi kita konfirmasi lagi dan dipastikan bisa, maka saya meluncur ke Alun-Alun Purwokerto yang berjarak sekitar 600 meter dari rumah. Saya tinggal di jalan Jend. Sutoyo atau yang dulu dikenal dengan nama jalan Sawangan, gang I.
Sambil menunggu Hardiyanto datang, saya sempatkan baca-baca koran yang disediakan di alun alun.
Sekitar 10 menit saya ditelepon Hardiyanto dan saya bilang kalau saya ada di jalan tengah alun alun, dan saya sempat lihat di depan mesjid ada orang yang barusan telepon.
Saya perhatikan terus dan saya yakin yang naik sepeda motor itu Hardiyanto walau pakai helm. Keyakinan saya benar orang yang naik sepeda motor menghampiri dan itu Hardiyanto.
Hardiyanto datang bersama istri dan anak nomor dua. Yang nomor satu katanya masih tidur.
Saya datang sendirian, kebetulan istri dan anak saya menginap di Gumelar Ajibarang, tempat mertua saya. Sedangkan saya menemani ibu yang barusan sakit, yang sejak ditinggal almarhum bapak, sendirian di rumah Sawangan.
Setelah bersalaman, saya dan Hardiyanto duduk di tempat pot yang pinggirnya cukup buat duduk, sementara istri dan anak Hardiyanto asyik main di alun alun.
Sambil memandang gunung Slamet yang jelas kelihatan kita bercerita ngalor ngidul. Maklum saya dengan Hardiyanto hanya sekelas waktu kelas 1-4 tahun 1984, setelah itu Hardiyanto di Fis dan saya di Bio.
Perpisahan yang cukup lama lebih dari 20 tahunan.
Saya perhatikan tidak banyak yang berubah dari Hardiyanto, masih pakai kacamata dan kurus he he he, sama kok dengan saya. Namun sebetulnya saya akrab dengan Hardiyanto sejak di SMP Negeri 2 Purwokerto.
Waktu itu walaupun saya tidak sekelas, namun karena memiliki hobbi yang sama yaitu bidang pramuka dan mungkin dianggap cakap, saya bersama Hardiyanto dan beberapa teman dalam satu regu, sering mewakili SMP Negeri 2 Pwt dalam lomba tingkat kecamatan maupun kabupaten.
Malahan Hardiyanto masih ingat nama regunya yaitu Rajawali dengan Imam Santosa sebagai ketuanya dan saya sebagai wakilnya. Wah kalau yg ini saya lupa deh pernah jadi wakilnya he he hebat ngga, ya ngga ya.
Sekitar satu jam kita ngobrol tanpa ditemani makanan maupun minuman, tetapi nggak terasa lapar/haus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar