23 Maret 1987
Di halaman sekolah, ikut upacara bendera seperti biasa. Sudah kelas III sekarang, jadi nggak pernah lagi jadi petugas upacara seperti ketika masih duduk di kelas I dan II. Aku baris di bagian belakang sama Imam dan Philip. Ugi, cewek termungil di kelasku juga ikut-ikutan di belakang.
Eh, mendadak dia berbisik sama aku : "Eh Wan, Dan Up-nya itu cakep lho. Katanya si Cinta kesengsem sama dia". Sialan nich anak, rutukku.Menurut Ugi, Cinta suka sama Dan Up, because wajahnya mirip Arjuna. Sialan, sialan, sialan. Aku mengumpat dalam hati.
Eh, mendadak dia berbisik sama aku : "Eh Wan, Dan Up-nya itu cakep lho. Katanya si Cinta kesengsem sama dia". Sialan nich anak, rutukku.Menurut Ugi, Cinta suka sama Dan Up, because wajahnya mirip Arjuna. Sialan, sialan, sialan. Aku mengumpat dalam hati.
Usai upacara bendera, masuk ke kelas, jam pelajaran matematika bersama Pak Sam membahas soal-soal pertanyaan. Aku nggak konsentrasi. Masih teringat omongan si Ugi tadi. Duh Tuhan, kok aku jadi pencemburu begini ya? Aku sayang sama Cinta, tetapi Cinta kenapa nggak bisa melupakan Arjuna.
Keasyikan melamun, eh jam pelajaran Pak Sam usai. Dilanjutkan pelajaran agama Islam, Ibu Munjiyah. Wah kalau yang ini kagak berani melamun aku. Bisa gawat. Ibu Mun membahas soal surat-surat hafalan. Wakk, aku lupa nich. Untung surat yang dibahas adalah surat Al Ma'un. Wah kalau ini aku udah hafal sejak SMP. Syukur-syukur.
Kemudian mata pelajaran ketiga Senin itu, masuk ke praktikum Biologi. Jadi kami semua sekelas pergi ke laboratorium Biologi. Topiknya membahas bagian-bagian tubuh manusia. Dan akhirnya hari itu ditutup dengan SR, bahasa Indonesia. Perang lagi dia dengan Endy, Imam dan teman2 yang duduknya di belakang. Hahahaha, SR sampai nyumpah2 tuh sama Endy.
Pulang sekolah, aku mampir ke kelas Cinta dan nganterin dia ke rumahnya. Kami tak bicara banyak. Aku juga nggak nyinggung ucapan Ugi tadi pas Upacara. "Kamu sakit?" ujarku waktu dia turun dari motor.
Dia menggeleng. Aku ngomong begitu soalnya melihat dia agak lesu. "Cuman capek aja," jawabnya, tersenyum tipis. "Ntar telepon ya?" katanya kepadaku sembari melambaikan tangan.
Aku mengiyakan.
Senin sore ini aku ndak ada bimbingan tes di Neutron Club. Aku akhirnya menghabiskan waktu di kamarku sembari mengerjakan PR Matematika. Dan tak lama kemudian Maghrib pun tiba.
Aku ke masjid Baitussalam. Habis Maghrib, aku nelpon Cinta, dan kami ngobrol panjang. Aku menelepon dari telepon umum koin dekat pasar Pekih. Malu kalau ngobrol sama pacar lewat telepon di rumah mbah, hehehe ....
Oh ya, di alun-alun siang tadi rame banget. Rupanya masa kampanye Pemilu 1987 sudah dimulai. Tadi penuh warna kuning. Rupanya Golkar kampanye pertama. Tahun ini untuk pertama kalinya aku akan menjadi pemilih.
Pemilih pemula. Mau pilih apa ya? Ah gimana nanti ajalah. Aku nggak peduli politik. Yang penting belajar dengan baik, lulus dengan nilai baik dan dapat perguruan tinggi negeri bagus. Kalau swasta, aku khawatir orang tuaku nggak sanggup membiayai. Ya Allah, ridhai aku.
Udah ah ngantuk. Met malam hitam.
Catatan : Cinta dan Arjuna itu bukan nama sebenarnya. Mohon yang faham, simpan untuk diri sendiri saja ya? Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar