Minggu, 02 September 2007

Berita lama soal Alfina Damayanti


Pernah Dikirimi Gambar Wanita Telanjang

SEBAGAI pembaca berita wanita, wajar apabila Fina, panggilan Alfina Damayanti, menyimpan keinginan untuk bisa menjadi reporter. Keinginan ini masih bisa ditahan. Jadi tak tahan, ketika salah seorang pengemarnya mengiriminya foto wanita bugil dengan tulisan yang sangat porno. Menghadapi ulah liar penggemarnya ini, Fina hanya bisa mengelus dada sambil bertanya, ''Apa penampilan saya di layar kaca itu kelihatan ngeseks?''

WAJAH Fina saban hari selalu nongol saat membawakan program berita kriminal Patroli, pukul 11.30 WIB, di Indosiar. Wajahnya yang cerah dan selalu dihiasi senyuman merekah, menyejukkan mata pemirsa di tengah berita kriminal, yang menakutkan dan kadang menjijikkan.

Bagi Fina, membawakan acara berita tak pernah mengalami kesulitan. Sebelumnya ia memang sudah punya pengalaman cuap-cuap di Radio Mustang, Cinere, Jakarta, selama lima tahun serta membawakan acara Info Ekonomi di RCTI 1991-1992, bersama Inke Maris.

Fina masuk Indosiar pada 1994, direkrut sebagai presenter continuity. ''Cita-cita saya kepengin jadi penyiar berita. Saat itu di Indosiar belum ada, ya sudah akhirnya jadi penyiar continuity,'' kata Fina, yang juga membawakan acara Halo Polisi ini.

Saat itu, Fina mengandung anak pertama, dan proses perekrutan cukup panjang. ''Sampai anak saya lahir, umur berapa ya saya lupa dan baru diterima. Saya malah langsung jadi karyawan,'' kata anak pertama dari pasangan (alm) Yoyok Legianto dan Koesnarti ini.

Saat tampil perdana di layar kaca membawakan acara continuity, Fina tak mengalami hambatan, karena sudah diformat taping. Tapi ketika pertama kali membawakan acara Patroli, pada 8 April 1999, Fina sempat kelabakan. ''Saya deg-degan juga, karena rencananya kan mau taping. Tapi, ternyata setingnya belum siap. Ya sudah, akhirnya siaran langsung. Yah, saya sempat menangis terharu setelah menyelesaikan tugas itu dengan baik tanpa ada masalah,'' papar penyuka bakso kelahiran 9 Desember 1968 ini.

Bagi Fina yang lemah-lembut, membawakan program acara yang dipenuhi dengan warna kekerasaan, pembunuhan, kejahatan, kriminalitas dan tak pernah sepi dengan bau anyir darah, sempat membuatnya shock. ''Saya sempat terkaget-kaget juga, tapi lama-lama ya jadi terbiasa dan saya selalu larut membawakannya. Tapi saya tetap takut dan ngeri juga,'' katanya.

Keinginannya, sebenarnya, jadi reporter, yang bisa meliput langsung, dan bukan hanya newsreader. Namun, keinginan itu hingga saat ini masih bisa ditahannya. ''Keinginan itu ada sih, tapi nanti sajalah,'' katanya riang.

Hampir setahun lebih membawakan acara itu, nama Fina lambat tapi pasti mulai dikenal di kalangan pemirsa Indosiar, terutama pemirsa program Patroli. Apalagi, acara seperti itu malah banyak penontonnya. Ada-ada saja ulah para penggemarnya. Ada yang mengkritik penampilannya, memuji, pengen kenalan, tapi ada juga yang tergila-gila. Yang lebih edan lagi, ada 2-3 penggemar maniak yang sering mengirimi gambar porno perempuan telanjang. ''Terus ditulisin, ini apanya aku. Dia mau mengkhayal mungkin, ini payudaraku, ini enak lho kalau diginiin. Jadi satu halaman itu tulisannya gila. Dua halaman folio tulisan penuh, jelas itu tulisan orang sakit. Bentuk tulisannya rapat dan dua halaman itu porno semua. Aku pikir, ya Allah, apa mukaku ini muka ngeseks. Kenapa jadi begini. Saya bingung orang ini bayangin apa,'' tuturnya.

Semua itu dianggap Fina sebagai sebuah risiko. Itulah risikonya jadi orang terkenal, karena seringnya tampil di layar kaca.

Justru setelah menikah Fina merasa sangat ketakutan. Pasalnya, hampir selama satu tahun, belum juga terlihat tanda-tanda akan hamil. ''Ternyata pas ulang tahun pernikahan pertama, saya hamil,'' kata istri Yudi Irianto (37) ini.

Kelahiran anak pertama yang diberi nama Asyraf Dhanada Pangestullah pun berlangsung secara alami (normal) dan Fina tidak mengalami kesulitan.

Fina pernah mengalami cobaan hidup, ketika mengandung anak kedua, Ade Asyraf. Kandungan telah sembilan bulan, namun ternyata bayinya telah meninggal dalam kandungan. ''Jadi meninggal dalam perut saya. Malamnya saya mules, paginya saya dipaksa keluar. Jadi secara normal juga. Itu sakitnya luar biasa karena nggak ada dorongan dari si bayi,'' kata Fina yang melahirkan anak ketiganya, Adli Daffa Pangestullah, dengan bedah caesar.

Anehnya, segala sesuatu yang terjadi dan dialami Fina, selalu diberi isyarat lewat mimpi. Jauh-jauh sudah diberi isyarat lewat mimpi bahwa anak keduanya akan meninggal. Mimpi berulang terjadi. ''Entahlah, saya mungkin disuruh untuk mempersiapkan mental barangkali,'' katanya.

Isyarat terakhir seminggu sebelum bayi lahir, bapak mertuanya yang sudah meninggal, menggendong bayinya dan bilang, ini baru cucuku tersayang. Bahkan isyarat tersebut juga muncul, ketika Fina akan melahirkan anak ketiga. Saat itu (sebelum melahirkan anak ketiga) dia
diberi isyarat bahwa anaknya akan lahir secara caesar, dengan jam, tanggal, bulan dan tahunnya. ''Ternyata semuanya persis sama dengan yang ada dalam mimpi. Jangan-jangan saya punya bakat jadi paranormal ya, ha.ha..,'' katanya. Mau alih profesi?

A Idi Pranoto

Diposting di milis SMA 2 Purwokerto, 12 September 2000

1 komentar:

Kool & Co mengatakan...

Maaf saya bukan anggota Deltu-Club, tapi saya merasa banyak yang kenal dengan anggotanya, maklum aku juga alumni smp 1, seangkatan dengan alfina, mungkin nina juga tau aku maybe no, fin aku ikut seneng liat kamu di indosiar, selalu ingat waktu smp, bener2 sekolah itu indah, walau aku kurang ngetop (kayak sctv),
lam kangen fin dariku, kulup surawahyudi, mudah2an aku tak terlupakan